BDSM dalam Hubungan Seksual: Fantasi, Konsensual, dan Berbeda dari Kekerasan Seksual
BDSM adalah salah satu bentuk ekspresi seksual yang melibatkan berbagai praktik, termasuk bondage (pengikatan), discipline (disiplin), dominance (dominasi), submission (submisi), sadism (sadisme), dan masochism (masokisme). Meskipun sering disalahpahami, BDSM sangat berbeda dari kekerasan seksual karena dilakukan secara sukarela, berdasarkan persetujuan kedua belah pihak, dan dengan aturan yang jelas.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu BDSM, bagaimana praktiknya dalam hubungan seksual yang sehat, serta perbedaannya dengan kekerasan seksual.
1. Apa Itu BDSM?
BDSM adalah aktivitas seksual yang melibatkan peran dominan dan submisif, serta unsur tertentu seperti pengendalian dan sensasi fisik yang meningkatkan gairah seksual. Beberapa elemen dalam BDSM antara lain:
- Bondage & Discipline (B&D): Melibatkan pengikatan atau aturan tertentu untuk meningkatkan kepatuhan dan kepuasan dalam permainan seksual.
- Dominance & Submission (D/S): Hubungan yang melibatkan satu pihak sebagai dominan (mengendalikan) dan pihak lain sebagai submisif (mengikuti).
- Sadism & Masochism (S&M): Seseorang mendapatkan kepuasan dari memberikan atau menerima rasa sakit yang disepakati.
2. Perbedaan BDSM dan Kekerasan Seksual
BDSM dan kekerasan seksual sering kali disalahartikan sebagai hal yang serupa. Padahal, keduanya adalah hal yang berbeda. Supaya tidak salah, berikut lebih rinci mengenai perbedaan antara BDSM dengan kekerasan seksual:
a. Konsensualitas
Salah satu aspek terpenting yang membedakan BDSM dari kekerasan seksual adalah konsensualitas. Dalam konteks BDSM, semua pihak yang terlibat memberikan persetujuan secara jelas dan terbuka sebelum terlibat dalam praktik tersebut. Semuanya mencakup kesepakatan mengenai apa yang akan dilakukan, batasan apa yang ada, dan bagaimana setiap individu merasa nyaman.Persetujuan ini dapat dikomunikasikan melalui berbagai metode, contohnya “safe word”. Safe word adalah kata atau frasa yang dapat digunakan untuk menghentikan aktivitas jika salah satu pihak merasa tidak nyaman. Sebaliknya, kekerasan seksual terjadi tanpa persetujuan. Tindakan Ini melibatkan perilaku paksaan, ancaman, atau kebohongan. Kekerasan tentu saja melanggar hak individu untuk memilih dan mengendalikan tubuh mereka sendiri.
b. Dasar komunikasi
BDSM juga menuntut komunikasi yang kuat. Seseorang yang melakukan tindakan ini umumnya menjalin dialog yang terbuka mengenai keinginan, batasan, dan keselamatan sebelum melakukan aktivitas tersebut. Hal ini sangat penting untukmenciptakan kepercayaan dan rasa aman yang merupakan kunci utamanya. Komunikasi ini berlanjut selama aktivitas berlangsung guna memastikan bahwa orang yang terlibat merasa nyaman dan bisa menghentikan aktivitas kapan saja jika diperlukan. Di sisi lain, kekerasan seksual mengabaikan komunikasi yang sehat. Tindakan kekerasan tidak dihargai dengan persetujuan, melainkan mengekang hak dan kebebasan individu. Dalam konteks ini, komunikasi yang seharusnya ada tidak terealisasikan. Korbannya sering kali diberikan pilihan yang sangat terbatas bahkan tidak ada sama sekali.
c. Batasan dan kontrol
BDSM diatur oleh batasan yang telah disepakati dan jelas. Bahkan, beberapa orang menggunakan kontrak atau kesepakatan yang merinci tentang jenis aktivitas dan batasan yang harus dihormati. Hal ini untuk memastikan bahwa semua interaksi berjalan dengan aman dan sesuai dengan harapan orang yang terlibat. Sebaliknya, kekerasan seksual tidak mengenal batasan. Tindakan yang dilakukan sering kali bersifat agresif dan tidak mempertimbangkan keinginan atau keselamatan individu lain. Dalam hal ini, kontrol sepenuhnya ada di tangan pelaku.
d. Pengalaman emosional
BDSM bertujuan memberikan kepuasan emosional dan psikologis bagi para orang yang menjalaninya. Pengalaman ini bisa memperkuat hubungan dan meningkatkan kepercayaan antara pasangan.
3. Prinsip BDSM yang Aman dan Sehat
Untuk memastikan BDSM dilakukan dengan aman dan tetap dalam batas kesenangan yang sehat, ada tiga prinsip utama yang harus diikuti:
Safe (Aman)
- Menggunakan teknik yang tidak membahayakan pasangan.
- Memahami batasan tubuh dan psikologis masing-masing.
- Mempersiapkan alat yang aman, seperti tali khusus bondage yang tidak menyakiti kulit.
Sane (Masuk Akal)
- Semua yang terlibat berada dalam kondisi sadar dan paham dengan apa yang dilakukan.
- Tidak ada paksaan atau manipulasi dalam aktivitas BDSM.
- Tidak dilakukan saat di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan yang mengganggu kesadaran.
Consensual (Sukarela & Berbasis Persetujuan)
- Kedua pihak harus secara sadar menyetujui semua aktivitas yang dilakukan.
- Menggunakan kata aman (safe word) untuk menghentikan aktivitas jika merasa tidak nyaman.
- Menghormati batasan pasangan tanpa memaksa atau melanggar kesepakatan.
4. Kata Aman (Safe Word) dalam BDSM
Kata aman adalah kode yang digunakan untuk menghentikan permainan BDSM kapan saja jika salah satu pihak merasa tidak nyaman. Biasanya, kata aman menggunakan sistem warna:
- Hijau: Lanjutkan, masih dalam batas nyaman.
- Kuning: Mulai terasa kurang nyaman, sebaiknya dikurangi atau berhenti sebentar.
- Merah: Harus berhenti segera.
Penggunaan kata aman menunjukkan bahwa BDSM dilakukan dengan penuh kesadaran dan penghormatan terhadap batasan pasangan.
5. Apakah BDSM Bisa Menjadi Bagian dari Hubungan yang Sehat?
BDSM dapat menjadi bagian dari hubungan yang sehat dan penuh kepercayaan, asalkan dilakukan dengan komunikasi yang baik dan pemahaman bersama. Beberapa manfaat BDSM dalam hubungan meliputi:
- Meningkatkan komunikasi antar pasangan. Karena setiap aktivitas harus didiskusikan terlebih dahulu.
- Mempererat kepercayaan dan rasa aman. Pasangan harus bisa percaya satu sama lain.
- Meningkatkan kepuasan seksual. Beberapa pasangan merasa BDSM memberi variasi baru dalam kehidupan seksual mereka.
- Membantu eksplorasi fantasi seksual yang lebih dalam. Selama dilakukan dengan persetujuan dan batasan yang jelas.
Kesimpulan
BDSM adalah bentuk eksplorasi seksual yang dilakukan secara sadar, aman, dan dengan persetujuan, berbeda dengan kekerasan seksual yang melibatkan pemaksaan dan tidak menghormati batasan seseorang.
Kunci utama dalam BDSM adalah komunikasi, rasa hormat, dan kepercayaan. Jika dilakukan dengan benar, BDSM bisa menjadi bagian dari hubungan seksual yang sehat dan memuaskan bagi pasangan yang menikmatinya.